DESI PURNAMA SARI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KAMAR DINGIN

KAMAR DINGIN

Tantangan Menulis di Gurusiana Hari ke 9

Kamis ,23 Januari 2020

Kamu menyebutnya 'kamar dingin' karena di sana memang terasa dingin. Pertama kali masuk ke sana kamu dengan begitu mudah berhasil dibujuk dengan alasan membeli es di dalamnya beserta jus segar kesukaanmu. Apalagi jika dijanjikan di sana ada es krim dengan berbagai rasa. Rasa Nenas, stawberry, Melon, jagung dan coklat maka kamu tidak sabaran masuk ke dalamnya.

Maka kami yang di luar selalu menenguk air mata ini agar kamu tidak melihatnya. Kamu justru tambah semangat memilih baju khusus yang akan kamu pakai dengan warna pilihanmu.

Untuk yang kedua kalinya. Kamu mulai berontak sambil protes kalau di sana tidak ada es dan jus apalagi ea krim. Kamu sudah tidak mau lagi memilih baju-baju itu apalagi memakainya. Kanu masuh dengan tangisan dan keluar dengan tangisan.

Ketika masuk untuk yang ketiga kalinya. Kamu justru berbicara dengan pilu kalau kamu takut dengan orang-orang yang di sana. Aku menjelaskan bahwa mereka semuanya baik-baik tapi apa daya kamu tak mau tahu hal itu karena yang ada dalam hati dan pikiranmu hanyalah rasa takut.

Meski begitu kamu berhasil masuk ke kamar dingin itu. Dan sekali lagi kamu keluar dengan tangisan.

Sekarang untuk yang ke empat kalinya. Kamu justru kian berontak, mengatakan bahwa mereka itu pembohong. Karena tidak ada minuman sejuk di sana. Malahan setelah memakai pakaian khusus itu kamu justru mau kabur. Sehingga kami terpaksa membawamu keluar lagi sambil terus membujukmu.

Teramat sulit memang. Tapi alhamdulillah akhirnya kamu berhasil masuk untuk ke empat kalinya. Aku menunggumu di luar tanpa menghirauankan perut yang sudah keroncongan karena aku juga puasa sepertimu.

Dari jam 10.00 WIB, pagi itu kita sudah puasa. Puasa bagi anak seusiamu teramat pilu. Jam-jam awalnya kamu begitu semangat sambil bernyanyi-nyanyi dengan gawaimu. Setelah sholat zuhur kamu mulai kehausan dan memintaku mengambil minuman. Kamu sengaja itu puasa bersamamu agar kamu tidak melihat makanan ataupun minuman dan bahkan kami juga mencabut dispenser itu agar kamu paham bahwa itu sedang rusak dan tidak bisa mengeluaran air.

Menangis itu sudah biasa. Terkadang kamu meminta papamu menggendongmu. Kamu bersama-sama mendampingimu sehingga masa yang sulit itu alhamdulillah bisa dilewati.

Jam 16.00 WIB kamu mulai masuk di kamar dingin itu. Aku tetap menunggmu di depan pintu itu. Sambil berharap kamu muncul secepatnya. Mataku tak pernah berkedip menatap pintu itu. Sadarlah Nak, ada kami yang menunggumu.

Aku hapal betul suara itu. Suara tangisanmu, ya...Alhamdulillah kamu sudah sadar di kamar itu. Bius total memang harus dilakukan untuk proses itu.

Aku berkata kepada perawatnya kalau suara itu adalah anakku. Tanpa harus dipanggil nama yang tertulis di status itu aku masuk dan langsung memelukmu.

Mungkin mereka sudah kenal denganmu Nak sehingga mereka memberikan kamu kepadaku. Kita berada di kamar ini. Kamar pemulihan pasca kesadaranmu dari pembiusan.

Kanu tidak mau di sini, aku berontak dan aku mulai membujuk perawat itu untuk membawamu keluar karena wajahmu penuh ketakutan.

Kamu memang pintar sayang. Kamu meminta izin untuk mau ke toilet karena mau pipis. Segera aku membawamu ke sana. Di samping toilet itu ada mushalla beserta beberapa keluarga pasien yang istirahat di sana.

Kuamati dirimu, matamu tertuju kepada seorang laki-laki yang seusia papamu. Kamu begitu gembira melihatnya dan aku baru menyadari kalau ternyata kamu mengamati minuma yang dipegang lelaki itu.

Ah, pilu rasanya melihat itu. Lelaki itu meneguk sementara mulutmu yang bergerak seakan meminum air itu. Kamu masih puasa Nak, jadi kita belum boleh minum apalagi makan.

Aku membujukmu untuk pergi dari sana tapi kamu berkata, di sini saja mama karena ada om itu.

Berhasil membujukmu kembali ke kamar dingin itu sambil menunggu jemputan untuk kembali ke kamar inap.

Semoga mukjizat itu semakin nyata ya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Shakeel...yang kuatShakel insya Allah bisa melewati semuanya

23 Jan
Balas

Aamiin...makasih Ibu sayang

23 Jan
Balas



search

New Post